vrei
tuker pacar au.
setelah mendapat pesan dari bayu yang katenya sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya naya memutuskan untuk menutup ponselnya dan hanya mengamati sekitar. senyumnya terangkat sat menyadari bangku yang ia duduki adalah tempat pertemuan pertamanya dengan calvin.
waktu itu calvin datang dari belakang dengan suara agak nyaring lalu menoyor kepala gadis itu dari belakang. berkali kali calvin meminta maaf karena salah mengira naya adalah sepupunya yang memintanya mengantarkan tugas pagi itu. dipikir pikir pertemuan awal mereka sangat konyol untuk pasangan yang sekarang hampir tak terpisahkan sampai sekarang mereka bertukar pasangan.
otak gadis itu terus memutar memori tentang calvin. baru saja satu hari terpisah, lelaki itu tak pernah absen dari pikirannya barang sebentar. lamunannya dibuyarkan oleh suara klakson mobil bayu yang ternyata sudah datang.
bayu tersenyum saat gadis dengan jaket jeansnya masuk dan duduk di kursi penumpang sebelahnya. secara tak sadar naya menghela nafasnya, membuat lelaki yang hendak menginjak gas untuk melaju kembali menatapnya.
“kenapa, nay? cape ya?” tanya bayu.
“eh ... nggak begitu sih. cuma ... mobil lo tinggi, gak kayak mobilnya ical.”
bayu hanya terkekeh mendengarnya dan langsum menjalankan mobilnya keluar dari wilayah kampus. “baru juga kita ketemu, udah ngomongin calvin aja, nay.”
“iya maaf ya. gue ga sadar deh, refleks aja gitu.”
“it's fine.“
“by the way, playlistnya boleh ganti ga pake punya gue?” perempuan itu bertanya seraya melihat ke arah bayu.
“boleh, lagian itu masih connect sama playlist alya.”
tanpa menanggapi kalimat bayu, ia langsung menghubungkan akun spotifynya ke tape mobil. dalam beberapa menit lagu lagu kesukaan naya pun mengisi ruang diantara mereka.
“oh iya, kalau haus itu ada minum nay. tadi gue sempet beli sebelum nyamperin lo.”
“okay, makasih bay.”
lelaki itu tak perlu repot menanyakan dimana tempat kos naya. karena alya dan naya satu tempat tinggal. kamar mereka pun bersebelahan. jadi tak heran, mereka bisa dekat walaupun beda jurusan.
“dah sampe, nay. ngelamun terus dari tadi, lo gapapa kan?”
“ah, iya. gue gapapa kok. makasih ya udah nganter.”
“santai, gue juga minta maaf karena gabisa ngajak jalan soalnya sebentar lagi ada rapat himpunan.” tuturnya sembari melepaskan seatbelt yang terpasang di kursi naya.
“gue bisa sendiri loh....”
“hehe, kebiasaan. kalau ada apa apa kabarin gue ya, nay. jangan lupa makan malem.”
“hmm, lo juga. gue balik ya.”
“see you.”