tattoos.
tags: make out session, kissing, mature, nsfw, games, no sex scene.
botol air mineral yang masih terisi seperempat kembali diputar di atas lantai apartemen abin. bukan hanya naya, abin juga merasa tak sabar menunggu botol itu berhenti dan menunjuk ke arah siapa.
kedua pasangan ini nampaknya belum bosan. walaupun sudah setengah jam mereka menghabiskan waktu bermain truth or dare untuk mengisi hari libur keduanya.
“yes! nunjuk lo botolnya. pilih, truth or dare?” abin menyeringai.
decakan kesal keluar dari mulut naya. ini sudah tiga kali berturut-turut botol itu menunjuk ke arahnya.
“dare deh. kalo nanya pasti yang aneh-aneh kayak tadi.”
“lah, trus kalo darenya aneh?” tanya abin dengan senyum jahilnya.
“gue pukul lo, bin.”
lelaki itu meringis, teringat pukulan naya yang cukup menyakitkan baginya. “serem amat.”
“yaudah buruan, apaan nih darenya?”
abin menyeringai, lagi. “kiss my tattoos.“
naya sedikit kaget, kemudian berdecih, “gitu doang? ga menantang.”
“let's see.“
perlahan naya menarik tangan kanan abin. lalu mengusap tato yang sudah berada di lengan kekasihnya sekitar satu tahun yang lalu.
gadis itu menundukkan kepalanya. dengan hati hati mengecup tato di lengan abin –pacarnya.
setelah beri kecupan, gadis itu kembali tegakkan badannya seraya tersenyum ke arah abin.
“too easy. ayo lanjut.”
ditahannya tangan naya yang hendak memutar kembali botol air mineral itu oleh lelaki di depannya.
“apa?”
“dare lo, belum selesai.”
“loh? tadi udah kan, bin.”
abin menjauhkan tangannya dari naya. detik berikutnya lelaki berzodiak leo itu melucuti kaos hitam yang ia pakai. membuat perempuan yang sudah dipacarinya setahun kebelakang terperanjat.
“gue belum kasih tau, ya? tato gue gak cuma satu.”
naya terperangah melihat pemandangan di hadapannya. kulit kecoklatan dihiasi beberapa tato. dada, lengan kiri, dan punggung.
selama ini, ia kira abin hanya punya satu tato di lengannya dengan tulisan Jut dae. iya, satu, yang terlihat.
“gue lupa totalnya ada berapa. bisa tolong itungin? sambil lanjutin darenya.”
naya yang masih diam membuat abin gemas. ditariknya sang kekasih ke pangkuan.
“bin ....”
“lanjutin darenya, sayang,” titah abin dengan penekanan pada kata 'sayang.'
“okay.” naya pasrah. kalau pacarnya sudah begini mana bisa ia lawan.
“tadi udah satu.”
tangan naya menyentuh lengan kiri lelakinya. sedikit menegakkan tubuhnya lalu mencium tatonya. “dua.”
“tiga.”
“empat.”
sempat beranjak sesaat, kini gadis itu kembali pada pangkuan lelakinya. satu tato terakhir di dada lelaki itu, bertuliskan huruf N.
naya kembali menyentuh tubuhnya, tapi kali ini berbeda. jari kecil kekasihnya itu seakan dialiri listrik. buat tubuhnya seketika menegang.
“bin, how if we break up? ini tatonya lumayan besar. pasti sakit ilanginnya.”
“we won't.“
“if....“
“nanti gue cari cewe yang namanya dari huruf n lagi. tapi kayaknya ga mungkin sih.”
“ga mungkin putus?” tanya naya.
“ga mungkin ada yang bisa gantiin lo.”
gadis dipangkuannya terkekeh. “pasti. gak bakal ada.”
“oh iya, ini yang terakhir belum dicium.”
naya semakin mendekatkan wajahnya pada dada pacarnya. ia menjilatnya, lidahnya menyusuri tanda yang sengaja dibuat oleh lelakinya.
tindakan tak terduga dari perempuan di pangkuannya buat abin memejamkan matanya dan sedikit berdeham. apalagi saat gadisnya dengan kuat menyesap dada miliknya.
“lima.”
selesai dengan tugasnya, naya bergegas mendongak. penasaran ingin tahu raut muka lelakinya. pandangan mereka bertemu.
sayu.
mata abin, sayu.
“nay.” panggilan abin memecah keheningan diantara mereka.
“ya?”
“gue udah bosen main truth or dare.“
naya mengangguk. “yaudah kita udahan aja. udah malem juga.”
“naya,” panggil abin, lagi.
“iya, kenapa?”
“let me show you another game.“
fin.