sieben

tuker pacar au.

bayu menekan klaksonnya saat melihat naya kebingungan mencari mobilnya. setelah mendengar tanda dari bayu, gadis itu buru buru menghampirinya. lelaki dibalik kemudi memastikan bahwa pintunya tak terkunci agar naya bisa langsung masuk.

“lama nunggu?” pertanyaan pertama dari perempuan itu saat ia sudah menyamankan duduknya di kursi penumpang sebelah bayu.

“15 menit kayaknya ada.”

“lama juga, sorry ya.” ujar gadis itu.

“gak papa, sekarang mau kemana? makan dulu yuk.” yang disebelah bayu hanya mengangguk.

“mau makan dimana?” naya menghela nafasnya, ia masih tak terbiasa dengan pertanyaan ini. biasanya ia hanya ikut kemanapun calvin membawanya. namun selama hampir seminggu bersama bayu ia harus berpikir keras untuk memilih tempat tujuan mereka. itu salah satu hal yang naya nggak suka dari bayu.

mcd aja deh biar cepet.” jawab naya.

tak ada percakapan penting dalam perjalanan menuju tujuan mereka. hanya bahasan ringan tentang apa yang telah terjadi hari ini. playlist naya masih terhubung di pemutar musik milik bayu. lelaki itu terkekeh saat satu lagu fiersa besari terputar.

naya hanya merenyit melihat bayu yang cengengesan kemudian bertanya, “kenapa lo? masih sehat?”

“haha nggak, itu lagunya lucu.” ujar bayu setelah mendengar kalimat demi kalimat lirik bukan lagu valentine.

“ohhh, kirain kenapa.”

“jadi inget alya haha.”

gadis itu menggeleng heran seraya tampilkan senyum jahilnya, “kalian tuh emang ya sama sama bucin.”

“kayak lo sama calvin nggak aja sih nay.”

“yeee, emang nggak.”

“nggak sadar aja kali nay. gak bisa dipisahin gitu kok, apa namanya kalo ngga bucin coba?” tak ada jawaban lagi dari gadis itu yang sepertinya kembali tenggelam dalam pikirannya.

tak perlu waktu yang lama, karena jarak dari kampus mereka ke restoran cepat saji favorit hampir semua orang itu relatif dekat.

“jadi gimana, yang tadi pagi gue tanyain?” bayu kembali membuka percakapan diantara mereka setelah keduanya selesai dengan urusan pesan memesan makanan.

“gini bay ... pertama, gue harus minta maaf dulu sama lo.” tak ada tanggapan, tapi bayu tetap fokus pada gadis itu.

“lo pasti pernah lah denger kalo orang orang ngomong gue sama calvin nggak cocok. dan gue mikir, iya juga ya, dia tuh emang nggak pantes gitu buat gue.”

“nay–”

“sebentar, gue belum selesai. gue heran, kenapa juga calvin mau sama gue. padahal gue gak lebih baik dari cewe yang ngantri buat jadi pacarnya.”

“gue sayang banget sama dia, tapi gue ngerasa bukan gue yang terbaik gitu. makanya, gue mau kita tukeran karena ya biar calvin seenggaknya bisa jauh dulu dari gue. biar calvin bisa ngerasain pacaran sama perempuan yang lebih baik dari gue. biar calvin sadar, kalau gue tuh emang nggak banget buat dia.”

mendengar penuturan panjang naya membuat lelaki itu hanya bisa menghela nafasnya, “pikiran lo tuh, jelek banget deh nay.”

“calvin emang kayaknya ngga peduli sama omongan orang, tapi gue peduli bay.” lirih naya.

“kata siapa calvin ngga peduli? dia peduli omongan orang tentang kalian. karena itu calvin nggak pernah ninggalin lo, calvin selalu berusaha buat selalu bikin lo nyaman dan dia seneng seneng aja lakuin semua hal itu. karena dia mau orang orang berpikir kalau dia milih lo buat jadi pacarnya tuh nggak salah.”

“lo yakin bay?” lelaki itu mengangguk mantap.

“kalo calvin yakin sama lo, kenapa gue harus ragu? dia temen baik gue. dan gue dukung apa yang udah jadi pilihannya, termasuk lo.”

thanks, bay. maaf udah rusuhin lo sama alya juga jadinya.”

no problem, good luck buat lo sama calvin.”

“lo sama alya juga.”

merekapun pergi setelah makanan keduanya benar benar habis. bayu tentu saja mengantarkan naya sampai selamat dan tidak lupa titipan dari calvin yang ikut turun di kosan naya.