sechs

tuker pacar au.

“astaga bayu,” sudah tiga kali naya memanggil lelaki di hadapannya tapi tak kunjung mendapat sahutan.

“ah iya maaf nay, kenapa?”

naya menghela nafasnya, “gue udah selesai makannya, dari tadi malah. lo kenapa sih?”

“yuk, gue anter ke kampus.” ujar bayu tanpa menjawab pertanyyaan naya.

merasa diabaikan karena lelaki itu langsung berdiri dari duduknya, gadis yang saat ini mengikat rambutnya asal lalu menahan tangan bayu.

“gue tanya, ada apa?” bayu tersenyum seraya mengambil tangan naya untuk ia genggam.

“kita omongin di mobil ya?”

“yaudah, yuk.”

lelaki itu sama sekali melepas genggamannya sampai saat akan membukakan pintu untuk pacarnya itu. akhirnya mereka sudah masuk lagi ke dalam mobil bayu.

tanpa aba aba bayu mengambil tangan naya yang semula gadis itu letakkan diatas pahanya sendiri. kaget itu pasti, bahkan sampai 2 detik kemudian naya baru sadar yang baru saja lelaki dibelakang kemudi itu lakukan.

“eh eh, kenapa?”

tangan bayu yang lain meraih tisu di dashboard mobilnya lalu mengelap telapak tangan naya yang penuh keringat.

“telapak tangan lo basah, nay ...”

”... kayak alya.”

gadis itu berdeham dan mengangguk kemudian melontarkan pertanyaan lagi, “trus kalau alya tangannya basah juga, suka lo elapin kayak tadi itu?”

lagi lagi bayu tersenyum, “ngga pernah.”

jawaban dari lelaki di sampingnya tak ;antas membuat naya puas dan kembali memberikan pertanyaan, “kenapa?”

“ngga tau ... mungkin karena gue juga terlalu gugup ya kalo deket dia.”

“astaga bay, berapa lama lo pacaran tapi masih gugup gitu....”

“ada 5 bulan kali ya? alya tuh pacar pertama gue, nay. jadi emang gue suka bingung yang akhirnya ga ngapa ngapain trus keliatan jadi cuek. padahal, gue gatau harus ngungkapin semuanya kayak gimana.”

i see ... trus udah pernah dibicarain gitu berdua?” bayu menggeleng sebagai jawaban.

gadis itu menghela nafasnya, “lo harus terbuka, bay. pantes aja alya keliatan galau terus, ternyata lo lempeng banget anaknya.”

“iya iya....”

“satu lagi, nay. gue mau nanya?”

“apa?”

lelaki itu berpikir sejenak, “alesan lo apa ngajak kita tukeran pacar? i mean, gak mungkin gitu cuma iseng, kan?”

pertanyaan bayu selesai tepat saat mobilnya berhenti di depan gedung fakultas naya. gadis itu tersenyum lalu berkata, “udah sampai, gue turun dulu ya.”

“jawab dulu nay....”

“panjang ceritanya, nanti malem aja gimana? bisa?”

“bisa, nanti gue jemput.”

naya mengacungkan jempolnya, lalu keluar dari mobil meninggalkan bayu dengan rasa penasarannya.