persinggahan.
muka februariku terasa membosankan, tentu libur singkat dari rutinitas perkuliahanku menjadi penyebabnya. beberapa hari terakhir pun yang kulakukan hanyalah menulis, sambil mendengar lagu kesukaanku pastinya.
suara astrid smeplass yang sedang melantunkan lagu its ok if you forget me membuyarkan lamunanku. lagu itu membuat satu nama terbit dalam pikiranku, takkan ku sebutkan namanya. dan tanpa sadar otakku sedang memutar potongan ingatan tentangnya. canda, tawa, dan segala pemikiran ajaibnya. tapi sayangnya semua itu hanya bisa ku kenang sendirian.
sore itu selesai kelas mata kuliah terakhir aku memutuskan untuk pergi ke kantin fakultas. mendudukkan diri pada kursi yang biasa aku tempati. sebelum itu aku memutuskan untuk memesan mie goreng di warung bu asih, langgananku di kantin ini. aku kembali menatap kertas hasil ujian di hadapanku. menunduk merutuki ketidakpuasan pada nilai yang aku dapat. hey belajarku gila gilaan untuk ujian kali ini, jadi wajar kan?
terdengar suara kursi di depanku ditarik, kepalaku mendongak untuk mengecek siapa pelakunya. “kusut amat muka lo, kenapa lagi?” tanyanya. aku terlalu malas untuk menjelaskan, langsung saja aku menunjukan kertas hasil ujian itu padanya.
“ini kan lulus? ngga remedial kan?”
“iya, tapi masa cuma 60 sih? padahal ya gue cek lagi itu udah bener jawabannya.”
“lya, bersyukur.” aku terdiam mendengar ujarnya, “ngga semua yang kita usahain selalu sampe ke maunya kita, kalo semua kesampean kata kecewa gaakan pernah ada di kamus manusia.” lanjutnya lagi.
“gue takut, takut ketinggalan, takut ngga lulus...” cicitku.
“gausah terlalu mikirin yang belum kejadian, jelek banget sih pikiran lo. lagian lo kan ada gue, kita jalan bareng, gaada yang duluan dan gaada yang ketinggalan. iya kan?” aku mengangguk dua kali setuju pada ucapnya.
“tapi lo janji ya? ngga kabur?” pintaku seraya mengangkat jari kelingkingku, kemudian kelingking kami saling bertaut.
“iyaa, lagian gue mau kabur kemana coba hahaha.”
lucunya dia memang tak pernah pergi, tapi aku yang memutuskan lari gara gara perasaan sialan yang sungguh sangat tidak menguntungkan. kalo kamu baca ini, terimakasih ya? kita masih temen kok, haha.