lo cukup, cal.

calya's sides story. happy birthday, nay.

jika bagi sebagian besar orang hari kelahiran adalah hari yang menyenangkan dan paling ditunggu, tentu hal ini tidak berlaku bagi gadis yang lahir di akhir bulan januari itu, siapa lagi kalau bukan naya. kejadian beberapa tahun lalu membuatnya enggan berharap besar tentang kejutan dan bingkisan pada harinya itu. jangan tanya kenapa, karena ini bukan hal indah untuk diceritakan. dan tugas calvin sekarang adalah mengubah mindset buruk naya tentang hari ini.

sesuai dengan kesepakatan naya dan calvin, meraka hari ini berencana untuk menghabiskan waktu bersama dengan piknik. namun sayangnya lelaki yang kerap dipanggil ical itu tidak dapat menemukan pacarnya. ia pun sudah menanyakan pada beberapa teman sekelas naya, tetapi semuanya menggeleng, ternyata naya memang tak masuk kuliah hari ini.

perasaan kalut menguasai diri calvin, kemana nayanya? calvin tak bisa tinggal diam, ia memutuskan untuk menyusul naya ke kosannya. lelaki leo itu melaju dengan kuda besinya menuju kos naya yang berada di lingkungan belakang kampus. setelah sampai depan bangunan dengan cat kuning yang sudah memudar itu, calvin langsung masuk dan bicara kepada ibu dinia, ia adalah ibu kosnya naya, yang kebetulan sedang menyapu di halaman depan.

setelah mendengar penjelsan singkat dari calvin, bu dinia kemudian memberi kunci kamar naya, barangkali gadis itu tidak kunjung membuka kamarnya.


calvin sudah mengetuk pintu kamar naya sekitar 3 kali tapi tak ada jawaban.

“nay, buka pintunya. ini ical.” nihil, tetap tak ada jawaban.

calvin menyerah, karena khawatir ia langsung membuka pintu dihadapannya dengan kunci yang tadi diberi bu dinia.

akhirnya pintu terbuka, calvin melihat gadisnya sedang terlelap diatas kasur. ia berjalan mendekat, mencoba membangunkan naya. tangan calvin terulur memegang dahi naya. benar saja, badannya panas.

calvin meneliti sekitar kamar gadisnya, kelihatannya naya seperti habis menangis karena ada tisu berserakan di sekitar kasurnya.

“ya ampun, lo kenapa sih? udah gue bilang, kalo ada apa apa tuh cerita. jangan buat gue terus terusan merasa ngga berguna jadi pacar lo.” ujar calvin yang selanjutnya segera membenarkan posisi gadisnya yang terlihat tak nyaman itu kedalam rangkulannya.

calvin bersandar pada headboard kasur, seraya mengusap usap rambut naya.

“nay, maaf gue gagal lagi bikin lo seneng di hari lahir lo.”

“payahnya, gue ngga pernah tau kanapa lo nangis.”

“butuh berapa lama lagi nay, biar lo percaya sama gue?” tanya calvin barusan adalah sebagai penutup monolognya siang itu.


“lo mau makanan gak? ini gue bawain banyak cemilan. kita kan harusnya hari ini piknik, lo malah sakit gini. mana ngga ada ngabarin gue. nih, mau?” tawar calvin diakhir sambil mengarahkan biskuitnya pada naya,

“mau, tapi suapin.” calvin merenyit keheranan, gak salah naya manja?

“dih tumben manja lo. nih aaaa.” kata calvin seraya tangannya menyuapi naya.

“kan lagi ulang tahun ih, beda dikit dong cal.” protes naya

“nih pegang sendiri dulu. gue mau iketin rambut lo, biar gak mirip gembel.”

calvin menyisir rambut naya dengan tangannya agar sedikit rapih, setelah itu disatukannya dengan scrunchie. naya yang tidak biasa dengan afeksi calvin yang begini, membuat jantungnya berpacu, dan pipinya bersemu merah. cal, lo jangan keseringan gini deh. gue bisa mati muda batin naya.

“nah udah nih, tambah cantik. sini sandaran lagi.” bak tersihir naya langsung bersandar kembali ke tubuh calvin, nyaman.

“cal,” panggil naya,

“kenapa, sayang?” sahut calvin.

“jangan merasa bersalah,”

“nay?”

“gue denger omongan lo pas tadi. jangan merasa bersalah cal. lo cukup, lo tetep stay sama gue juga itu udah cukup banget.” lanjut naya.

“iya, tapi kalo ada apa apa cerita ya” kata calvin

“iyaa cal.”

nanti tapi cal, jadi tunggu ya?