fünf
tuker pacar au.
gadis dalam balutan selimut yang tak kunjung bangkit dari kasurnya itu mendengus kesal kala mendengar dering ponselnya yang menampilkan nama calvin arditama sebagai peneleponnya pagi ini.
“apa sih vin?” tanya alya dengan nada kesal.
“eh santai lah al. cerita deh ada apa?” bukannya menjawab calvin mlah balik melemparkan pertanyaan lain.
“males berangkat aja, kesel.”
“sama gue?”
“enggaaa, vin. nanya mulu lo dah.” alya yang semula tengkurap membalikkan badannya menatap kosong langit langit kamar kosnya.
“yaudah kalo gamau cerita. gue lagi di tukang bubur, lo kaloo makan bubur sukanya yang gimana? pake kacang atau ngga?”
“gamau lah, gausah beliin.”
“gue maksa, al.”
calvin keluar dari mobilnya, tetapi kupingnya masih senantiasa mendengar suara lawan bicaranya dari telpon. lelaki itu berjalan ke tukang bubur andalannya.
“ga pake kacang sama bawang daun, kerupuk sama sambelnya dipisah.”
“oke, bentar lagi gue anter. gue matiin ya, see you.” sambungan telepon pun diputus sepihak oleh calvin.
“pak pesen bubur gak pake kacang sama bawang daun, kerupuk sama sambelnya dipisah.” kalimat barusan serempak keluar dari mulut calvin dan laki laki di sebelah kanan penjual bubur yang membuat ketiganya, termasuk bapak penjual bubur yang sedang meracik pesanan pelanggannya.
calvin merenyit saat menemukan ternyata laki laki yang memesan bubur yang sama dengannya adalah teman dekatnya sendiri. siapa lagi kalau bukan bayu.
“lah, lo ngapain bay?”
“jelas mau sarapan, tuh sama naya.” jawab bayu seraya menunjukkan keberadaan naya yang tak jauh dari mereka berdua.
calvin terdiam menatap punggung gadisnya. rasanya ia ingin langsung mendatangi naya lalu membawanya dalam pelukan. tapi apa daya? masih tersisa 4 hari lagi untuk bisa mewujudkan keinginannya.
“vin, jangan gitu dong liatin cewe guenya, biasa aja.” goda bayu.
“enak aja cewe lo. cewe gue kali.”
“hahahaha, kangen ya vin? gitu amat liatinnya.” tak mengelak, calvin mengangguk sebagai jawabannya.
“btw tadi kita pesennya samaan, dan itu pesenan alya kan. lo juga gitu kalo makan bubur? perasaan lo suka kacang dah.”
“hah, gimana? gue suka kacang kok.” bayu kebingungan.
“iya tadi kenapa pesen ga pake kacang? naya juga suka pake kacang, emang lo ga nanya dia mau kayak gimana buburnya?”
“astaga, iya ya. itukan setingan bubur buat alya, gue refleks sumpah.”
calvin hanya menggeleng, “bucin bucin.”
“kalo naya, gue tebak dia udah pesen nasi uduk di sebelah?”
“iya, bener vin.”
sebelum benar benar pergi mengantarkan buburnya, calvin menatap sekali lagi lebih lama ke arah punggung naya.
“see you, nay. bay jagain yang bener ya.”
“aman vin.”