einer.

tuker pacar au.

fokus alya teralihkan saat sepasang kekasih masuk ke kafe tempatnya saat ini. dari jauh terlihat keduanya sedang beradu mulut. gadis berambut pendek itu hanya menggeleng kepala. sudah biasa melihat naya dan pacarnya bertengkar. tapi percayalah, beberapa menit kemudian pasti mereka sudah kembali berbaikan. hubungan yang terlihat menyenangkan, pikir gadis itu. namun bukankah setiap hubungan akan selalu menyenangkan saat kita menjalaninya dengan orang yang tepat?

“alya!” dengan penuh semangat naya berlari menghampiri meja teman dekatnya itu.

“eh kalian, sini duduk.”

keduanya duduk bersebelahan di depan alya. setelah selesai dengan urusan memesan minum dan camilan, ketiganya mulai terlibat dalam obrolan ringan. mulai dari topik tentang kegiatan yang akhir akhir ini mereka lakukan, sampai curhat tentang pasangan masing masing yang tentunya dibumbui dengan pertengkaran gemas antara naya dan calvin.

by the way, bayu mau kesini?” calvin bertanya saat menyadari sudah cukup lama mereka berbincang tapi batang hidung pacar si gadis berambut pendek itu tak kunjung terlihat.

“mau katanya, jam makan siang. sebentar lagi pasti sampe.”

belum lima menit dari ucapan terakhir alya, lelaki itu datang dengan kaos polo hitam khasnya. berjalan mendekat dengan senyum manis namun matanya sedikit menunjukkan lelah yang bisa dipastikan itu ulah jadwal padatnya.

langsung ia sambar kursi sebelah pacarnya. tak butuh waktu lama baginya untuk menyatu dalam percakapan teman temannya yang sudah lumayan lama dimulai.

“pengen coba sesuatu yang baru ga kalian?” begitu pertanyaan tersebut dilemparkan oleh naya, tiga pasang mata langsung menatapnya dengan penasaran.

“apa emangnya?” calvin –pacarnya malah balik bertanya.

“tuker pacar.” jawab naya bersemangat.

“maksudnya kita berempat?” kini alya bersuara, sedikit banyak tertarik dengan ide naya.

“iya! jadi kita tentuin jangka waktunya mau berapa lama. nanti aku jadi pacar bayu, dan alya jadi pacar ical. kayaknya seru tuh.”

“GAKKKK!” kali ini calvin berseru tak setuju.

“ih ical, pura pura doang ini. umm ... seminggu deh.”

sementara naya berusaha meyakinkan pacarnya, satu pasangan lain juga nampaknya sedang berdiskusi.

“kalo kalian gimana?”

“kalo gue gimana alya. kalo dia mau, yaudah ayo.”

semuanya menunggu jawaban alya, karena mereka sepakat untuk mengikuti suara terbanyak. jika gadis itu berkata iya, artinya calvin harus kalah dengan 3 lawan 1.

sounds interesting! gue mau.”

yes!” satu gadis bersorak girang sedangkan lelaki yang disebelahnya harus pasrah menerima kekalahannya.

“ada rules?” gantian kini bayu yang bertanya.

“hmm, ngga boleh ada komunikasi sama pacar asli?” alya memberi saran.

setelah beberapa perdebatan kecil, akhirnya mereka setuju. dan tak berselang lama bayu harus pamit lebih dulu karena masih ada kelas setelah jam makan siang. mereka akhirnya memutuskan untuk meninggalkan kafe bersamaan.