Beautiful Ending

Semburat jingga dihadapan keduanya nampak begitu indah, begitu juga dengan deburan ombak yang selalu menjadi musik penenang bagi Chris. Namun, saat ini semuanya terasa berbeda. Lelaki itu tidak bisa lagi menikmati pemandangan yang biasa jadi favoritnya. Rentetan kalimat panjang yang keluar dari mulut perempuan disebelahnya membuat Chris begitu ... Hancur.

“Why'd you take me here just to break up our relationship?” Tanya lelaki dengan hidung bangir itu.

Tak langsung menjawab, perempuan di sebelah Chris justru memejamkan matanya lalu menghirup udara pantai sangat dalam. “Don't you see it, Chris?” Perempuan itu balik bertanya.

“Pantainya indah, also our relationship. Aku ngga mau kita berakhir dengan buruk. Jadi, terima ya permintaanku tadi? Bukannya aku putusin ini semua tanpa alasan. Aku udah jelasin, kan?”

“Aku paham. Jaga diri di sana, kuliah yang bener. Jang-” Chris langsung berhenti saat mendengar kalimatnya dilanjut oleh wanita di sampingnya.

“Jangan lupa makan, don't drink coffee, apalagi? Don't talk to strangers? I'm not kid anymore, I got it okay?” Chris hanya terkekeh seraya mengacak rambut perempuan di sebelahnya. Rupanya ia hapal semua yang akan Chris ucapkan.

“Satu lagi, jangan lupa pulang.”

Kepalanya ia sandarkan pada bahu Chris lalu menanggapi pesan terakhit lelaki itu, “I wont.

The sunset is beautiful, isn't it? Won't you say it, Al? Itu alasannya kamu ngajak kesini bukan?”

Lagi, gadis itu menggeleng tipis. “I cant say it.”

Are you not gonna let me go?

Mentari semakin turun seakan ditelan oleh luasnya lautan, ditatapnya lekat lekat mata yang tak pernah berhenti menunjukkan tatapan pujaan padanya.

“Because I never loved you. So, I cant say that ... I'm sorry.”


Lyantares, 2023